Wednesday 8 April 2015

FILOSOFIS DESKRIPTIF : Masyarakat dalam Kerangka Berpikir Sosiologis


Oleh : Trisna Nurdiaman

Masyarakat adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi dan hidup bersama dalam suatu wilayah serta mengembangkan sebuah pola-pola kultural tertentu sebagai suatu sistem hidup bersama.  Masyarakat sebagai sekolompok individu dengan sistem hidup bersama yang mereka kembangkan tentu saja tidak pernah lepas dari ruang dan waktu yang mengikat eksistensi mereka. Bagi masyarakat, ruang menandai adanya suatu tempat yang memungkinkan mereka untuk hidup bersama dan mengembangkan sistem hidup bersama. Sementara waktu menandai adanya suatu proses sosial yang berjalan secara terus menerus sehingga menimbulkan dinamika sosial dalam masyarakat. Dinamika sosial sendiri merupakan sebuah gerak masyarakat secara terus menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan.
Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat terus berkembang dan berubah mengikuti arus perkembangan zaman. Salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas dalam dinamika sosial masyarakat adalah mengenai fenomena “kebutuhan dan keinginan”. Kebutuhan dan keinginan selalu melekat dalam setiap masyarakat, mulai dari masyarakat primitif sampai masyarakat modern. Kebutuhan dan keinginan pada hakikatnya merupakan alasan dasar timbulnya aspek sosiologis manusia. Dengan kata lain, berbagai pola-pola kultural yang tumbuh, berkembang dan dijadikan sebagai sistem hidup bersama dalam masyarakat pada dasarnya merupakan sebuah kesatuan realitas yang terbentuk akibat adanya usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi bergbagai kebutuhan dan keinginannya.
Usaha-usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut tidak mungkin dapat dilakukan secara individual. Hal tersebut dikarenakan sifat dan hakikat keinginan dan kebutuhan manusia itu sendiri yang tidak terbatas (tidak terhingga). Setelah manusia berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginannya, manusia selalu membuat kebutuhan dan keinginan baru. Sifat manusia yang selalu tidak merasa puas dengan apa yang telah ia capai membuat manusia selalu terlihat berbeda dari waktu ke waktu. Demi memaksimalkan usahanya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya manusia melakukan hubungan kerjasama dengan sesamanya. Untuk memastikan hubungan kerjasama tersebut berjalan dengan baik dan berkesinambungan, maka dibuatlah sebuah sistem hidup bersama yang terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur dan mengikat para anggotanya dalam hubungan kerjasama tersebut.
Dalam hubungan kerjasama tersebut setiap anggota masyarakat menempati suatu status dan peranan sesuai dengan kemampuannya masing masing. Dalam masyarakat primitif yang kebudayaan mereka masih sederana, (1) pola hubungan kerjasama diantara mereka masih rendah; (2) status dan peranan yang ada dalam masyarakat tersebut relatif homogen serta (3) trust atau kepercayaan dalam jalinan hubungan kerjasama tersebut difasilitasi oleh rasa kekeluargaan. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengetahuan pengetahuan yang mereka miliki, sedikitnya jumlah penduduk serta asal-usul keluarga mereka berasal dari nenek moyang yang sama.
Sebaliknya pada masyarakat modern seperti di kota, (1) tingkat hubungan kerjasama mereka sangat tinggi dan kompleks; (2) status dan peranan dalam masyarakat tersebut relatif heterogen mengingat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta banyaknya jumlah penduduk; (3) trust atau kepercayaan dalam jalinan hubungan kerjasama masyarakat modern difasilitasi oleh uang mengingat latar belakang anggota masyarakatnya yang heterogen. Artinya uang dalam masyarakat modern tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar ekonomi saja, melainkan sebagai fasilitas kepercayaan dalam hubungan kejasama.
Dalam masyarakat primitif, setiap keluarga mungkin mampu secara mandiri memenuhi semua kebutuhan dan keinginannya baik secara biologis (seperti : makananan, minuman) maupun secara psikologis (seperti : spiritual dan pengetahuan). Sementara pada masyarkat modern, setiap keluarga tidak mungkin memenuhi kebutuhan dan keinginannya secara mandiri mengingat kemampuan mereka yang hanya menguasai di satu atau dua bidang pekerjaan saja.
Kemudan dalam masyarakat primitif, peran sosialisasi nilai-nilai kultural hanya dilakukan oleh keluarga dan lingkungan masyarakat saja. Berbeda halnya dengan masyarakat modern, peran sosialisasi kebudayaan dilakukan oleh banyak pihak, yaitu keluarga, lingkungan masyarakat, media massa, Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA hingga Universitas.
Seiring dengan berjalanya waktu, sistem hidup bersama tersebut semakin mantap dan telah berhasil mempertahankan eksistensi manusia di dunia ini. Salah satu bukti keberhasilan tersebut ditandai dengan pesatnya pertumbuhan populasi manusia di planet bumi ini. Tentu saja tingginya pertumbuhan populasi manusia tersebut dikarenakan mantapnya kebudayaan yang telah mereka ciptakan sehingga memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang mereka miliki meskipun tidak sepenuhnya. Bahkan kebudayaan yang berhasil mereka kembangkan tersebut telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang tidak terkalahkan di Bumi ini dan menempatkan manusia  di atas puncak rantai makanan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem hidup bersama yang menjadi sumber kekuatan manusia dalam mempertahankan eksistensinya dan memenuhi kebutuhan serta keinginannya.

Proposisi dasar
·         Masyarakat adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi dan hidup bersama dalam suatu wilayah serta mengembangkan sebuah pola-pola kultural tertentu sebagai suatu sistem hidup bersama.
·         Masyarakat merupakan sebuah bentuk sistem hidup bersama yang menjadi sumber kekuatan manusia dalam mempertahankan eksistensinya dan memenuhi kebutuhan serta keinginannya.
·         Berbagai pola-pola kultural yang tumbuh, berkembang dan dijadikan sebagai sistem hidup bersama dalam masyarakat pada dasarnya merupakan sebuah kesatuan realitas yang terbentuk akibat adanya usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi bergbagai kebutuhan dan keinginannya.
·         Manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, oleh karena itu usaha-usaha dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut tidak mungkin dapat dilakukan secara individual.
·         Manusia memaksimalkan usahanya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya manusia tersebut  melalui hubungan kerjasama dengan sesamanya.

·         Adanya hubungan kerjasama diantara manusia tersebut menghasilkan status dan peranan yang berbeda-beda.


0 comments:

Post a Comment