Sunday 15 March 2015

Konsep Subjektivisme dan Objektivisme




Secara garis besar teori sosiologi dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu teori objektivis dan teori subjektivis. Keduanya sama-sama merupakan cabang filsafat yang membicarakan suatu fenomena sosial. Namun, keduanya memiliki sudat pandang dan ranah kajian yang berbeda. Perbedaan tersebut sering kali dikonsepsikan sebagai suatu pertentangan sehingga tak jarang para penganut masing-masing aliran saling serang terhadap aliran yang lain.
Objektivisme berpandangan bahwa suatu tindakan sosial itu sepenuhnya dipengaruhi oleh struktur sosial yang ada dilingkungan individu yang bersangkutan. Dalam buku Sosilogi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda karya George Ritzer, obejektivisme merujuk pada paradigma fakta sosial. Pemuka eksemplar dari paradigma ini adalah Emile Durkheim. Dalam bukunya The Rule of Sociological Method Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari dengan apa yang ia sebut fakta-fakta sosial sebagai kekuatan (forces) dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu.[1] Paradigma ini memusatkan kajiannya pada fakta-fakta sosial. Fakta sosial tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni (spekulatif), tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil diluar pemikiran manusia.[2]
Subjektivisme memandang bahwa aktor memiliki kuasa penuh dalam melakukan tindakan sosialnya. Subjektivisme mengkritik objektivisme yang memandang individu sebagai aktor pasif yang bertindak atas paksaan struktur sosial saja. Subjektivisme mengacu pada paradigma definisi sosial. Pemuka eksempar paradigma ini adalah Max Weber. Menurut Weber mempelajari suatu pranata secara khusus

A.    Konsep Penghubung Objektivisme dan Subjektivisme
Pertikaian antara para penganut objektivisme dan subjektivisme telah menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perkembangan sosiologi. Akibatnya, timbulah usaha-usaha yang dilakukan oleh beberapa sosiolog untuk menyatukan pandangan tersebut.
1.      Pierre Bourdieu
Dalam upayanya untuk menyatukan kedua pandangan yang bertentangan tersebut, Bourdieu memperkenalakan beberapa konsep yang menjadi acuannya, yaitu: habitus, modal (capital), arena dan praktik.

2.      George Ritzer
Lain halnya dengan apa yang telah dilakukan oleh Bourdieu, George Ritzer memperkenalkan paradima terpadu sebagai konsepsi acuan yang menyatukan tiga paradigma utama dalam sosiologi, yaitu: fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial.



[1] George Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2012. Teori Sosiologi Modern. Alimandan, Penerjemah. Jakarta: Kencana Preanada Media Group. Hlm. 21
[2] George Ritzer, 2014. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Alimandan, Penerjemah.  Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 14

0 comments:

Post a Comment