Manusia adalah makhluk yang menyukai kebohongan. Pada suatu kasus
tertentu kebohongan sering dipersepsikan sebagai sesuatu hal yang tidak baik,
tetapi pada kasus yang lain masyarakat malah memuja-muja kebohongan itu
sendiri. Kita dapat menemui banyak kebohongan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
seperti : cerita dongeng, film, novel, cerpen, lagu dan lain sebagainya. Manusia
selalu memasukan unsur kebohongan sebagai pelengkap kehidupannya.
Manusia itu tidak selamanya rasional, bahkan manusia modern
sekalipun. Pada kenyataannya manusia modern lebih banyak menyukai kebohongan
dibanding manusia primitif. Masyarakat modern membuat banyak kebohongan dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Mereka bahkan mengkonstruksikan kebohongan
tersebut sebagai sesuatu yang harus diinginkan. Seperti halnya film, Padahal kebanyakan isi dari film tersebut mengandung
unsur kebohongan.
Kebohongan merupakan suatu bentuk pelarian manusia dari realitas
sosial yang tidak mampu mengakomodir semua keinginan manusia. Keinginan manusia
tersebut terus terakumulasi dalam diri manusia hingga akhirnya membenetuk dunia
khayal. Sekumpulan keinginan yang tidak tersalurkan dalam realitas sosial
tersebut menjadi beban tersendiri bagi jiwa manusia. Dengan demikian,
kebohongan mampu mengakomodir segala sesuatu yang tidak bisa didapatkan manusia
dalam realitas sosial. Oleh karena itu, manusia mewujudkan keinginanya dalam
dalam dunia khayalan yang tidak terbatas.
Sejak zaman dahulu, manusia memenuhi tuntutan ketidakpuasan dan
kekecewaan pada realitas sosial serta mengendalikan emosi mereka dengan cara
mempercayai dan menyembah ‘sesuatu’ yang dianggap memiliki kekuatan yang tidak
terbatas seperti Dewa-dewa atau Tuhan. Dengan mempercayai Dewa, manusia dapat
mengurangi rasa takutnya dari kekejaman realitas sosial. Sistem kepercayaan
terhadap Tuhan atau Dewa-dewa tersebut sering juga disebut dengan agama. Anthony
F.C. Wallace mendefinisikan agama sebagai seperangkat upacara yang diberi
rasionalisasi mitos, yang menggerakan kekuatan-kekuatan supernatural untuk
mencapai dan menghindarkan perubahan keadaan kepada manusia atau alam (Beni
Ahmad Saebani, 2012 : 239). Artinya funsi utama agama ialah untuk mengurangi
kegelisahan dan memantapkan kepercayaan kepada diri sendiri, dan memeilihara
keadaan manusia agar siap menghadapi realitas.
0 comments:
Post a Comment