Tuesday 24 March 2015

Manusia dan Kebohongan



Manusia adalah makhluk yang menyukai kebohongan. Pada suatu kasus tertentu kebohongan sering dipersepsikan sebagai sesuatu hal yang tidak baik, tetapi pada kasus yang lain masyarakat malah memuja-muja kebohongan itu sendiri. Kita dapat menemui banyak kebohongan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti : cerita dongeng, film, novel, cerpen, lagu dan lain sebagainya. Manusia selalu memasukan unsur kebohongan sebagai pelengkap kehidupannya.
Manusia itu tidak selamanya rasional, bahkan manusia modern sekalipun. Pada kenyataannya manusia modern lebih banyak menyukai kebohongan dibanding manusia primitif. Masyarakat modern membuat banyak kebohongan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka bahkan mengkonstruksikan kebohongan tersebut sebagai sesuatu yang harus diinginkan. Seperti halnya film, Padahal kebanyakan isi dari film tersebut mengandung unsur kebohongan.  
Kebohongan merupakan suatu bentuk pelarian manusia dari realitas sosial yang tidak mampu mengakomodir semua keinginan manusia. Keinginan manusia tersebut terus terakumulasi dalam diri manusia hingga akhirnya membenetuk dunia khayal. Sekumpulan keinginan yang tidak tersalurkan dalam realitas sosial tersebut menjadi beban tersendiri bagi jiwa manusia. Dengan demikian, kebohongan mampu mengakomodir segala sesuatu yang tidak bisa didapatkan manusia dalam realitas sosial. Oleh karena itu, manusia mewujudkan keinginanya dalam dalam dunia khayalan yang tidak terbatas.

Sejak zaman dahulu, manusia memenuhi tuntutan ketidakpuasan dan kekecewaan pada realitas sosial serta mengendalikan emosi mereka dengan cara mempercayai dan menyembah ‘sesuatu’ yang dianggap memiliki kekuatan yang tidak terbatas seperti Dewa-dewa atau Tuhan. Dengan mempercayai Dewa, manusia dapat mengurangi rasa takutnya dari kekejaman realitas sosial. Sistem kepercayaan terhadap Tuhan atau Dewa-dewa tersebut sering juga disebut dengan agama. Anthony F.C. Wallace mendefinisikan agama sebagai seperangkat upacara yang diberi rasionalisasi mitos, yang menggerakan kekuatan-kekuatan supernatural untuk mencapai dan menghindarkan perubahan keadaan kepada manusia atau alam (Beni Ahmad Saebani, 2012 : 239). Artinya funsi utama agama ialah untuk mengurangi kegelisahan dan memantapkan kepercayaan kepada diri sendiri, dan memeilihara keadaan manusia agar siap menghadapi realitas.

0 comments:

Post a Comment